Jika didalam pepatah Inggris ada istilah Saved by bell yaitu suatu kejadian dimana digambarkan seorang siswa tidak jadi melakukan perintah yang diberikan gurunya karena bell tanda istirahat.pulang telah berbunyi, maka dalam kehidupan ane ada istilah Saved by HandPhone yaitu suatu kejadian dimana ane sendiri sebagai pemeran utamanya tertolong karena Handphone . Ada dua kejadian dalam hidup ini yang membuat ane terselamatkan oleh Hand Phone. Mau tahu lebih lanjut nyok simak nyok...
Kejadian Pertama
Waktu itu ane berdebat dengan teman-teman ane mengenai suatu kerajinan tangan yang terbuat dari lidi. Ane mengatakan bahwa ada tempat nasi yang dapat dibuat dari lidi, kerajinan tangan seperti itu banyak terdapat ditanah kelahiran ane. Teman- teman ane banyak yang tidak percaya, akhirnya timbullah perdebatan. Perdebatan tidak seimbang karena ane sendirian melawan beberapa orang sekaligus. Ditengah-tengah perjuangan mempertahankan argumen ane, akhirnya handphone ane berdering. Ternyata yang menelpon adalah adik ane yang tahu betul bahwa kerajinan tersebut memang ada. Ane senang sekali karena mendapat dukungan suara yang tak terduga, lalu ane mengatakan hal yang kami perdebatkan. Beberapa dari pendebatku terdiam saat mendengar adikku berbicara, kemudian berangsur-angsur para pendebatku mengalihkan ke hal lain agar tidak malu. Nice Job little Brother!
Kejadian Kedua
Ane baru membuat kartu kredit BNI dan seperti biasa pihak marketing dari bank BNI mulai mempromosikan produk mereka yang lain. Produk yang mereka tawarkan yaitu asuransi perlindungan anak sebesar Rp 80 ribuan per bulan yang akan ditambahkan otomatis ke tagihan BNI saya jika saya setuju. Saya mengatakan bahwa saya akan berunding dengan istri saya dulu tentang hal ini, namum marketing ini dengan suara setengah mengejek dan setengah memaksa mengatakan bahwa " masak untuk perlindungan anak sendiri harus dirundingkan dulu". Pihak Marketing itu kemudian menjelaskan tentang Asuransi tersebut, setelah menjelaskan panjang lebar dan memboroskan waktu saya untuk mendengarkan dia, dengan setengah memaksa agar saya setuju untuk ikut asuransi ini. Saya tetap pada pendirian saya bahwa saya ingin berunding dulu dengan istri saya, kembali Pihak Marketing tersebut mengatakan bahwa tidak perlu dirundingkan dulu untuk kepentingan kesehatan anak. Sebenarnya saya sudah kesal karena terus terang kami tidak punya biaya lebih untuk asuransi kesehatan yang kurang berguna seperti ini, namun Pihak Marketing ini berupaya untuk membujuk saya agar ikut asuransi ini. Akhirnya pertolongan pun tiba, HP ane mati karena kehabisan batere... yes yes yes. Baru kali ini ane merasa senang HP mati karena habis batere!
My HandPhone is My Hero
Wassalam dan Tetap Mencoret!
wkwkw.bagus banget gan.keep spirit ya gan.
BalasHapusjangan lupa follow dan kunjungi my blog.
ajaran-kita.blogspot.com
oke gan, dah ane kunjungi bali. Tq dah mampir and koment
Hapus