Selasa, 16 Agustus 2022

Ikhlas sebagai Pondasi Dakwah

Kaidah pertama: Dakwah harus Ikhlas Mencari Ridha Allah
Allah berfirman yang artinya : “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah ( مَّنْ دَعَا إِلَ الَّلِ,) mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang menyerah diri?” (QS. Fushshilat: 33).

Ibnul Jauzi menjelaskan bahwa para ulama menafsirkan berbeda mengenai maksud orang yang memiliki perkataan yang baik tersebut. Ada yang mengatakan mereka adalah muazin. Ada yang mengatakan mereka adalah para dai yang berdakwah pada tauhid ‘laa ilaha illallah’ (tidak ada sesembahan yang berhak disembah selain Allah). Pendapat kedua ini menjadi pendapat Ibnu ‘Abbas, As Sudi, dan Ibnu Zaid. Sedangkan pendapat yang lain seperti dari Al-Hasan Al-Bashri, yang dimaksud adalah adalah mukmin yang Allah menerima dakwah-Nya karena ia telah menempuh jalan Allah, lalu ia pun mengajak yang lain pada jalan tersebut. (Lihat Zaad Al-Masiir, 7:256-257). 

Syaikh ‘Abdurrahman bin Nashir As-Sa’di  menjelaskan, “Ayat ini bermakna: tidak ada yang memiliki ucapan dan jalan yang lebih baik daripada seorang yang berdakwah ilallah.”

 Yang termasuk berdakwah ilallah selanjutnya disebutkan oleh beliau , Yang dimaksud “ مَّنْ دَعَا إِلَ الَّلِ ”ِ, dai di jalan Allah adalah dai yang memberi pengajaran kepada orang-orang yang belum paham, memberi peringatan kepada orang yang lalai dan menentang, serta menyanggah pendukung kebatilan. Dai tersebut juga mengajak dan mendorong untuk beribadah kepada Allah dalam segala macam bentuk peribadahan, serta menyeru untuk memperbagus ibadah sesuai kemampuan. Dai tersebut juga mengingatkan dengan keras laranganlarangan Allah, menjelaskan jeleknya larangan tersebut dan wajib untuk menjauhinya. Materi dakwah yang utama adalah memperbaiki ushulud diin (akidah), menyanggah hal-hal yang bertentangan dengan ushulud diin tersebut dengan cara yang baik, serta melarang dari kekufuran dan kesyirikan. Para dai tersebut gemar pula beramar makruf dan nahi mungkar. 
Yang termasuk berdakwah di jalan Allah adalah menjelaskan kecintaan Allah kepada hamba-Nya dengan menyebut berbagai nikmat-Nya, luasnya karunia dan kesempurnaan rahmat-Nya, juga menjelaskan kesempurnaan sifat Allah dan kemuliaan-Nya. 

Yang termasuk berdakwah di jalan Allah adalah menyemangati umat dengan membawakan berbagai kutipan ilmu dan petunjuk dari Al-Qur’an dan hadits Rasul g, hal ini dengan menempuh berbagai cara yang mengantarkan padanya. Termasuk dalam hal ini adalah menjelaskan akhlak yang mulia, berbuat ihsan kepada seluruh makhluk, membalas setiap kejelekan dengan kebaikan, memerintahkan untuk menyambung hubungan dengan kerabat, dan berbakti pada orang tua. 

Yang termasuk berdakwah di jalan Allah adalah menasihati manusia di momen-momen manusia banyak berkumpul (seperti saat musim haji), ketika banyak yang tertimpa musibah dengan nasihat yang bersesuaian dengan momen tersebut. Yang didakwahi bukanlah hanyalah segelintir orang. Materi yang didakwahi adalah seluruh kebaikan, ditambah dengan mengingatkan dari segala macam kejelekan. Lihat Tafsir As-Sa’di, hlm. 794.


Demikian sobat jika ada yang kurang dimengerti atau ada yang ingin ditanyakan, silahkan berkomentar ya!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika Ilmunya bermanfaat, mohon untuk menyebar 1 kebaikan apa saja ke yang lain, direkomendasikan untuk bersedekah berapapun jumlahnya, semoga ke depan urusannya semakin dipermudah. Jika ingin berpartisipasi dalam amal jariah dengan menyebar kebaikan dan hal positif lainnya, atau mentraktir segelas kopi dapat mengirimkan Donasinya ke Rek BSI 7052259422 an S***** M******. Jazakallah Khairan Katsiraa