Jumat, 22 Oktober 2010

9 Hal yang ingin Diucapkan Penderita Autis

Artikel ini adalah permintaan seorang teman baik, yang telah mengirimkan E-mail kepada ane untuk mempublish tulisan yang dia tulis selama mengasuh anaknya yang sakit. Setidaknya itu yang ia rasakan dari hati ke hati selama mengasuh anaknya.  Sewaktu ane tanya mengapa ane yang dipilih. Dia hanya menjawab dia percaya, itu saja tidak kurang tidak lebih. ane sempat terharu membaca tulisannya. Semoga anaknya cepat sembuh dan dia diberi kesabaran. Amin Ya Robbal Alamin.
Baca Juga Artikel ane tentang Autis dan Terapinya.

Tanpa berpanjang-panjang kata check aja gan :
Ayah Ibu, jika Perilaku buruk jangan lah membenciku, aku juga tidak mau melakukan ini. Ini terjadi karena saraf otakku sedikit terganggu. Menghentikan perilaku burukku saja itu tidak cukup, tapi gantilah perilakuku itu karena aku masih manusia yang membutuhkan perilaku. Sungguh aku ingin berperilaku yang baik, tolong ajarkan aku caranya.  Aku sungguh ingin belajar yang baik tetapi karena sensorisku terganggu aku tidak tau bagaimana mengatakan yang kuinginkan dan tidak mengerti apa yang diharapkan dariku
ayah ibu, jangan pernah marah jika kalian harus mengajari suatu hal berulang-ulang. Sungguh aku tak ingin merepotkanmu, semua anak juga begitu. Tidak ada kesadaran ku melakukan itu. Jika aku tidak bisa meniru apa yang diajarkan maka ulangi lah lagi, lagi dan lagi. Mungkin hari ini aku bisa mengulangi dengan baik dan besok tidak lagi maka bersabarlah dengan keadaan ku ini, karena aku sedang dalam gangguan.” 
Ayah, Ibu jika aku tiba-tiba mengamuk mendadak, menghancurkan barang-barang, janganlah cepat emosi melihatku begitu. Carilah penyebabnya karena aku merasa tidak nyaman makanya aku memberontak. Carilah sehingga aku merasa nyaman. Aku sungguh tidak ingin begitu tapi aku tidak mengerti harus bagaimana mengkomunikasikan rasa tidak nyamanku ini” 
Ayah, Ibu berikanku waktu dan luangkanlah waktumu. Kutau tak sehari dua hari, tak sebulan dua bulan, mungkin bertahun tahun aku akan begini. Kumohon waktu dan kesabarannya, jangan habis kesabaran karena ku hanya bisa membaik dengan kesabaran. Bukankah pepatah mengatakan waktu bisa menyembuhkan semua luka. Luangkan waktu kalian untukku Ayah Ibu. Sungguh ku ingin menjadi anak-anak pada umumnya hanya ada sedikit gangguan yang membuatku begini. Bersabarlah demi aku”  
Ayah Ibu, katakanlah kepadaku apa yang harus kulakukan dengan lemah lembut. Jangan membentakku atau memerintahku. Jika kutak mendengar ulangilah lagi, jika masih tak mendengar dekatilah aku dan bimbinglah aku. Aku ingin melakukannya tapi karena ada gangguan aku tak bisa melakukannya
Ayah Ibu, jangan lah berharap terlalu banyak. Aku tau kalian ingin aku seperti anak lain, bisa interaksi, bisa komunikasi, dan bisa berperilaku yang baik. Aku takut jika terlalu berharap dan ternyata aku terlalu lama belajar maka kalian akan kecewa. Jangan begitu bu, bagaimanapun aku akan berusaha semaksimal mungkin, menjadi seperti anak lainnya. Dapat beraktivitas secara normal. Harapan kalian harapan ku juga. Aku ingin menjadi seperti yang kalian ingin. “
 “Ajarkan aku pelan-pelan suatu hal, baru beralih kesuatu hal jika ku sudah terlatih melakukan itu. Maafkan aku jika aku kurang fokus terhadap yang engkau ajarkan, itu tidak pernah ada unsur kesengajaan, hanya karena gangguan. Bagaimanapun aku inging fokus, semua anak pun ingin fokus hanya saja ku hanya butuh waktu lebih lama untuk Fokus
 “wahai ibu wahai ayah aku merasa tidak nyaman jika kalian membentak atau meninggikan suara mohon bersabarlah walau ku salah. Ibu ayah jangan membandingkanku dengan yang lain karena aku tidak nyaman dengan itu aku tau aku punya kelainan tapi ku akan belajar untuk menyingkirkan kelainan itu. Aku juga tidak merasa nyaman jika engkau menuduhku memecahkan sesuatu sementara sesuatu itu belum pecah sama sekali, aku tau aku sering mengamuk jika tidak nyaman, tapi jangan menuduhku karena ku juga merasakan itu. Aku tidak nyaman jika engkau meniru tingkah laku ku yang aneh, jangan tiru tapi perbaikilah dengan perlahan, aku lebih nyaman dengan itu. Ibu ayah jangan mengungkit kesalahan-kesalahanku, aku merasa tidak nyaman dan tidak berguna, ku tau banyak kesalahan tapi ku juga akan belajar untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan itu
Ibu Ayah jika ada kesalahanku yang salah tolong kritik aku dengan kelembutan. Jika aku mengamuk itu tidak berarti aku marah, mungkin aku sebenarnya takut. Kecewa, sedih atau cemburu. Tapi aku tidak tau cara mengungkapkannya. Kritik aku dengan lembut saat ku sudah merasa nyaman, aku mengamuk karena ku tidak merasa nyaman. “ 
Ayah Ibu jangan berikan aku pilihan. Berikan aku satu pilihan saja. Pilihan yang tepat dan baik tentu saja. Karena aku tidak nyaman dengan pilihan, terlalu banyak suara dalam otakku sehingga ku tak bisa memilih. Jangan buat aku memilih biar ku cepat pulih. Ku ingin cepat pulih seperti keinginan kalian semua. Semoga ibu mengerti akan hal ini” 

Wassalam dan tetap Mencoret!
NB : Dengan Persetujuan teman ane, Artikel ini telah ane kirim ke pihak wuah.com.Thanks!

2 komentar:

Jika Ilmunya bermanfaat, mohon untuk menyebar 1 kebaikan apa saja ke yang lain, direkomendasikan untuk bersedekah berapapun jumlahnya, semoga ke depan urusannya semakin dipermudah. Jika ingin berpartisipasi dalam amal jariah dengan menyebar kebaikan dan hal positif lainnya, atau mentraktir segelas kopi dapat mengirimkan Donasinya ke Rek BSI 7052259422 an S***** M******. Jazakallah Khairan Katsiraa