Rabu, 20 Juli 2022

Keutamaan Manajemen Waktu

Faedah manajemen waktu
Di antara makna Al-‘Ashr yang digunakan dalam sumpah adalah waktu itu sendiri. Berarti waktu itu sangat penting untuk dijaga.  Dari Ibnu ‘Abbas , Rasulullah bersabda, “Ada dua kenikmatan yang banyak manusia tertipu, yaitu nikmat sehat dan waktu senggang.” (HR. Bukhari, no. 6412). 
Dalam Fath Al-Bari, Ibnul Jauzi mengatakan, ”Terkadang manusia berada dalam kondisi sehat, namun ia tidak memiliki waktu luang karena sibuk dengan urusan dunianya. Dan terkadang pula seseorang memiliki waktu luang, namun ia dalam kondisi tidak sehat. Apabila terkumpul pada manusia waktu luang dan nikmat sehat, sungguh akan datang rasa malas dalam melakukan amalan ketaatan. Itulah manusia yang telah tertipu (terperdaya).” 

Disebutkan oleh Ibnul Qayyim dalam kitab Al-Jawab Al-Kaafi, Imam Syafi’i pernah mendapatkan nasihat berikut, “Waktu laksana pedang. Jika engkau tidak menggunakannya, maka ia yang malah akan menebasmu. Dan dirimu jika tidak tersibukkan dalam kebaikan, pasti akan tersibukkan dalam hal yang sia-sia.” 
Masih dalam kitab Al-Jawab Al-Kaafi, Ibnul Qayyim mengatakan, “Waktu manusia adalah umurnya yang sebenarnya. Waktu tersebut adalah waktu yang dimanfaatkan untuk mendapatkan kehidupan yang abadi, penuh kenikmatan dan terbebas dari kesempitan dan adzab yang pedih. Ketahuilah bahwa berlalunya waktu lebih cepat dari berjalannya awan (mendung) "Barang siapa yang waktunya hanya untuk ketaatan dan beribadah pada Allah, maka itulah waktu dan umurnya yang sebenarnya. Selain itu tidak dinilai sebagai kehidupannya, namun hanya teranggap seperti kehidupan binatang ternak.

Lalu Ibnul Qayyim mengatakan perkataan selanjutnya yang sangat menancap di hati, “Jika waktu hanya dihabiskan untuk hal-hal yang membuat lalai, untuk sekedar menghamburkan syahwat (hawa nafsu), berangan-angan yang batil, hanya dihabiskan dengan banyak tidur dan digunakan dalam kebatilan (baca: kesia-siaan), maka sungguh kematian lebih layak bagi dirinya.” Lihat Al-Jawab Al-Kaafi, hlm. 109, Penerbit Dar Al-Kutub Al-‘Ilmiyyah.

Ibnul Qayyim  dalam Al Fawa’id berkata, “Menyia-nyiakan waktu itu lebih parah dari kematian. Karena menyia-nyiakan waktu memutuskanmu dari (mengingat) Allah dan negeri akhirat. Sedangkan kematian hanya memutuskanmu dari dunia dan penghuninya.” Karenanya ingatlah selalu, manfaatkan lima perkara sebelum datang lima perkara. 

Dari Ibnu ‘Abbas , Rasulullah pernah menasihati seseorang, 
“Manfaatkanlah lima perkara sebelum datang lima perkara: 
  1. Waktu mudamu sebelum datang waktu tuamu, 
  2. Waktu sehatmu sebelum datang waktu sakitmu, 
  3. Waktu kayamu sebelum datang waktu miskinmu, 
  4. Waktu luangmu sebelum datang waktu sibukmu, dan 
  5. Hidupmu sebelum datang matimu.” 
  6. (HR. Al- Hakim dalam Al-Mustadroknya 4:341. )
    Al-Hakim mengatakan bahwa hadits ini shahih sesuai syarat Bukhari Muslim namun keduanya tidak mengeluarkannya. Dikatakan oleh Adz-Dzahabi dalam At-Talkhish berdasarkan syarat Bukhari- Muslim. Syaikh Al-Albani dalam Shahih At- Targhib wa At-Tarhib mengatakan bahwa hadits ini shahih).
Kiat manajemen waktu yang paling utama adalah menjalankan hadits berikut. Dari Abu Hurairah , dari Nabi  beliau bersabda, “Di antara kebaikan islam seseorang adalah meninggalkan hal yang tidak bermanfaat.” (HR. Tirmidzi, no. 2317;Ibnu Majah, no. 3976. Syaikh Al-Albani mengatakanbahwa hadits ini shahih).)

Demikian sobat jika ada yang kurang dimengerti atau ada yang ingin ditanyakan, silahkan berkomentar ya!
Sumber : Pdf Mereka yang Merugi - Muhammad Abduh Tuasikal

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Jika Ilmunya bermanfaat, mohon untuk menyebar 1 kebaikan apa saja ke yang lain, direkomendasikan untuk bersedekah berapapun jumlahnya, semoga ke depan urusannya semakin dipermudah. Jika ingin berpartisipasi dalam amal jariah dengan menyebar kebaikan dan hal positif lainnya, atau mentraktir segelas kopi dapat mengirimkan Donasinya ke Rek BSI 7052259422 an S***** M******. Jazakallah Khairan Katsiraa