Telah dijelaskan bahwa para Nabi, para syuhada dan kaum Mukminin akan mendapatkan nikmat di alam kubur sesuai dengan iman dan amal shalih mereka. Mengenai apa saja dan bagaimana nikmat mereka dapatkan di alam kubur ini adalah perkara gaib yang seseorang tidak boleh berbicara kecuali berlandaskan pada dalil Al Qur'an dan As Sunnah yang shahih.
Berikut ini beberapa bentuk nikmat kubur yang disebutkan dalam Al Qur'an dan hadits-hadits yang shahih:
- Diberi tempat tidur yang berasal dari surga
- Diberi pakaian yang berasal dari surga
- Dibukakan pintu surga ketika di alam kubur, sehingga bisa merasakan keindahan, wangi serta sejuknya surga
- Diluaskan kuburnya
- Berbahagia dengan kabar gembira yang disampaikan kepadanya oleh Malaikat
- Ditemani oleh amal shalihnya yang berupa sosok yang bagus, wangi dan menyejukkan hati
Enam hal tersebut berdasarkan hadits dari Al Barra' bin 'Azib radhiallahu'anhu yang panjang. Bahwa Nabi Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Kami keluar bersama Nabi shallallahu'alaihi wasallam untuk mengiringi jenazah seorang lelaki Anshar. Kami pun sampai di pemakaman. Ketika jenazah telah dikuburkan, Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam duduk dan kami pun duduk di sekitar beliau. Kami diam seolah-olah di kepala kami ada burung-burung. Tangan beliau membawa dahan yang beliau pukulkan ke tanah. Beliau menengadahkan kepalanya sambil berkata: "Mintalah perlindungan kepada Allah dari adzab kubur (beliau mengucapkannya dua atau tiga kali)”.
"Beliau lalu bersabda: Seorang hamba mukmin ketika berpisah dari dunia dan menghadapi akhirat, malaikat turun dari langit untuk menemuinya dengan wajah putih seperti matahari. Mereka membawa sebuah kain kafan dari surga dan minyak wangi dari surga. Kemudian malaikat tersebut duduk di sisinya dan mereka memenuhi pandangan si hamba. Kemudian malaikat maut 'alaihissalam pun datang dan duduk di sisi kepalanya sambil mengatakan: "Wahai jiwa yang tenang, sambutlah olehmu ampunan Allah dan keridhaan-Nya”. Nabi melanjutkan: lantas ruh dari mayit tersebut keluar sebagaimana tetesan air mengalir dari mulut kendi hingga sang malaikat selesai mencabutnya dari badannya. Ketika sang malaikat mencabut ruh, ia tidak melepaskan sedikit pun ruh tersebut dari tangannya walau sekejap mata pun, hingga ia selesai mencabutnya. Kemudian ruh dimasukkan ke dalam kain kafan dan minyak wangi tersebut. Maka si mayit meninggal dunia dengan aroma minyak wangi yang paling harum yang ada di muka bumi”.
Dan tidaklah mereka melewati sekawanan malaikat lain kecuali mereka bertanya-tanya: "Ruh siapa yang wangi ini?”. Para malaikat menjawab: "Ini adalah ruh si Fulan bin Fulan, mereka sebut dengan nama terbaik yang digunakan oleh orang-orang untuk menyebutnya ketika di dunia. Begitulah terus hingga mereka sampai ke penghujung langit dunia dan mereka meminta untuk dibukakan, dan seketika itu pun dibukakan. Para malaikat terus menyebarkan kabar tentang si ruh tadi kepada penghuni langit berikutnya hingga sampai ke langit ke tujuh. Kemudian Allah 'azza wa jalla memerintahkan: "Tulislah catatan hamba-Ku ini di 'iliyyin dan kembalikanlah ia ke bumi. Di sanalah Aku menciptakan mereka dan ke sanalah Aku mengembalikan mereka, serta di sana jugalah Aku akan membangkitkan mereka sekali lagi”. Kata Nabi: ruh tersebut pun dikembalikan ke jasadnya, kemudian dua malaikat mendatanginya dan mendudukkannya dan bertanya: “Siapa Rabb-mu?”. Ia menjawab, “Rabbku adalah Allah”. Mereka bertanya lagi: "Apa agamamu?". Ia menjawab, “agamaku Islam". Keduanya bertanya lagi, "Bagaimana tentang seorang lelaki yang diutus kepada kamu?”. Si mayit menjawab, "Dia adalah Rasulullah Shallallahu'alaihi wasallam”. Keduanya bertanya, "Darimana kamu tahu?” Ia menjawab, "Aku membaca Kitabullah (Al Qur'an) kemudian aku mengimaninya dan membenarkannya”.
“Seketika itu terdengar seruan dari langit, "HambaKu berkata jujur! Hamparkanlah tempat tidur dari surga baginya dan berilah ia pakaian dari surga, dan bukakanlah pintu surga baginya!”. Nabi melanjutkan: “Hamba itu pun dapat mencium harum dan wangi surga, dan kuburannya diperluas sejauh mata memandang. Lantas ia pun didatangi oleh sesosok laki-laki berwajah tampan, pakaiannya indah, dan wanginya harum. Malaikat berkata kepada ruh tersebut, "Bergembiralah dengan kabar gembira yang telah dijanjikan kepadamu. Inilah hari yang dijanjikan untukmu. Si mayit bertanya (kepada sosok laki-laki tadi), “Siapa engkau? Wajahmu adalah wajah yang mendatangkan kebaikan!”. Si laki-laki tampan menjawab, “Aku adalah amalan shalihmu”. Kemudian ruh tadi pun berkata, "Ya Rabb, segerakanlah hari Kiamat, sehingga aku bisa kembali menemui keluargaku dan hartaku”(HR. Abu Daud no.4753, Ahmad no.17803, dishahihkan Al Albani dalam Shahih Abu Daud.)
7. Diterangi kuburnya
8. Tidur seperti malam pengantin
Dua hal ini berdasarkan hadits dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu, bahwa Rasulullah Shallallahu'alaihi Wasallam bersabda: “Ketika salah seorang dari kalian dikuburkan, maka akan datang kepadanya dua Malaikat yang hitam dan bermata biru. Yang satu bernama Munkar dan yang lainnya bernama Nakir. Keduanya bertanya: “Apa pendapatmu mengenai lelaki ini (yaitu Rasulullah)?”. Si mayit menjawab sebagaimana yang pernah dikatakan dahulu (ketika hidup): “Dia adalah hamba Allah dan Rasul-Nya. Aku bersaksi bahwa tidak ada ilah yang berhak disembah selain Allah dan Muhammad Shallallahu'alaihi Wasallam adalah hamba Allah dan Rasul-Nya”. Keduanya berkata: “Kami sudah mengetahui bahwa kamu akan mengucapkan demikian”. Kemudian kuburnya dilapangkan seluas tujuh puluh hasta dikali tujuh puluh hasta. Lalu diterangi kuburnya, dan dikatakan kepadanya: “Tidurlah!”. Namun si mayit berkata: “Biarkanlah aku kembali kepada keluargaku untuk mengabarkan kepada mereka”. Kedua Malaikat berkata: ”Tidurlah seperti tidur di malam pengantin, yang seseorang tidak dibangunkan kecuali oleh orang yang paling dia cintai”. Hingga Allah membangkitkannya dari tempat tidurnya tersebut. Adapun mayit orang munafik akan menjawab pertanyaan dengan berkata: “Aku pernah mendengar orang-orang mengatakan sesuatu, lalu aku sekedar ikut mengatakannya. Aku tidak tahu”. Kedua Malaikat berkata: “Kami sudah tahu mengatakan demikian”. Lalu dikatakan kepada bumi: “Himpitlah dia!”. Lantas bumi pun menghimpitnya hingga tulang-tulangnya hancur. Dan dia terus diadzab di dalamnya hingga Allah membangkitkan dari tempat tidurnya”(HR. At Tirmidzi no. 1071, dishahihkan Syaikh Al Albani dalam as Silsilah al Ahadits ash Shahihah no. 1391).
Al Mubarakfuri rahimahullah menjelaskan: “Keadaannya diserupakan seperti tidur di malam pengantin karena ia berada dalam kehidupan yang baik (di alam kubur)”(Tuhfatul Ahwazi, 5/134).
9. Dalam keadaan bergembira dan diberi rezeki oleh Allah
Allah ta'ala berfirman: “Dan jangan sekali-kali kamu mengira bahwa orang-orang yang gugur di jalan Allah itu mati; sebenarnya mereka itu hidup di sisi Tuhannya mendapat rezeki. Mereka bergembira dengan karunia yang diberikan Allah kepadanya, dan berbahagia terhadap orang yang masih tinggal di belakang yang belum menyusul mereka, bahwa tidak ada rasa takut pada mereka dan mereka tidak bersedih hati. Mereka berbahagia dengan nikmat dan karunia dari Allah. Dan sungguh, Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman”(QS. Ali Imran: 169 - 171).
Al Hasan Al Bashri rahimahullah berkata, “Para syuhada itu hidup di sisi Allah, mereka dihadapkan kepada surga sehingga mereka pun merasakan kesenangan dan kebahagiaan”(Dinukil dari Ma’alim At Tanzil, halaman 168).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Jika Ilmunya bermanfaat, mohon untuk menyebar 1 kebaikan apa saja ke yang lain, direkomendasikan untuk bersedekah berapapun jumlahnya, semoga ke depan urusannya semakin dipermudah. Jika ingin berpartisipasi dalam amal jariah dengan menyebar kebaikan dan hal positif lainnya, atau mentraktir segelas kopi dapat mengirimkan Donasinya ke Rek BSI 7052259422 an S***** M******. Jazakallah Khairan Katsiraa